Sepi. Padahal jam telah menunjukkan pukul 17.15 WIB. Waktu berbuka kurang 10-an menit. Biasanya, saat pukul 17.00 surau atau musala di tepi bengawan itu selalu telah ramai orang untuk sekadar membincang keagamaan. Terutama soal fiqih-fiqih ringan. Tetapi kenapa sekarang sepi?
'Membumikan seni tradisi di Bumi Wali,' itulah tema yang diambil Lesbumi NU Tuban dalam Ngaji Budaya untuk menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-94 di tahun 2017 ini. Sebagai lembaga seni binaan NU Tuban, menurut penyelenggara, mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai wadah berkreasi seniman muslim.
Malam ini, Minggu (21/5/2017), KH. Ng. Agus Sunyoto dijadwalkan hadir di tengah-tengah seniman dan budayawan Bumi Wali, sebutan Kota Tuban. Penulis Atlas Walisongo itu akan mengisi Ngaji Budaya yang dihelat Lembaga Seni dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di halaman Kantor NU di Jalan Diponegoro No.17, Latsari, Tuban.
Dalam rangka mengantisipasi peringatan Hari Buruh Internasional, serta untuk menekan angka kecelakaan, jajaran Polsek Montong memberikan pembinaan kepada pengguna jalan yang kedapatan melanggar lalulintas.
Untuk mengantisipasi gangguan Kamtibmas yang mungkin terjadi saat Hari Buruh, 1 Mei, jajaran Polsek Rengel melakukan kunjungan ke sejumlah pabrik dan perusahaan.
rapa petak kolam penuh berisi ikan lele di samping rumah M Ali Baharudin. Ikan yang memiliki nama latin Clarias ini telah menjadi bagian usaha ia memberdayakan peternak ikan lele ini.
<br />Belakangan ini banyak bermunculan gerakan-gerakan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk membangkitkan budaya literasi di lingkungannya. Di kota tempat penulis menempuh jenjang perkuliahan, Kota Pahlawan Surabaya, program Surabaya Kota Literasi juga dilancarkan pemerintahnya dengan dibantu mahasiswa-mahasiswi dari beberapa kampus sekitar. Secara langsung gerakan tersebut muncul untuk menyikapi sebuah fakta bahwasannya minat baca dari masyarakat Indonesia sangatlah minim. Hal tersebut penulis yakini sebab kebiasaan membaca tidak dipupuk sejak dini ditambah lagi kini teknologi juga meracuni. Sehingga idiom kutu buku kelak bisa saja menjadi kutu gadget.
Pegiat sastra dan teater di Kabupaten Tuban kehilangan salah satu tokohnya. Suhariyadi, yang selama ini dikenal sebagai sesepuh di dunia sastra dan teater menghembuskan nafas terakhir di usia 53 tahun, Minggu (8/1/2017).
Sebagai pengenalan kepada warga masyarakat Kecamatan Senori, ratusan pendekar yang tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) lakukan longmarch di sepanjang jalan poros yang berjarak 7 kilo meter.