Pemeriksaan Minimarket Penjual Mie Samyang Tunggu BPOM Jatim
Usai dilakukan razia, ditemukan Mie Samyang di beberapa minimarket di daerah pinggiran Kota Tuban. Namun perintah penarikan dari pusat belum ada.
Usai dilakukan razia, ditemukan Mie Samyang di beberapa minimarket di daerah pinggiran Kota Tuban. Namun perintah penarikan dari pusat belum ada.
Puskesmas Kerek, Kabupaten Tuban, Rabu (24/5/2017) kembali menggelar Lokakarya Mini Triwulan Rutin di pendopo kantor kecamatan setempat.
Pertamini di Kabupaten Tuban terus bermunculan. Dampaknya pun kian dirasakan penjual Bahan Bakar Minyak (BBM) eceran botol. Mereka (penjual BBM eceran botol, red) merasa tidak diuntungkan, lantaran penjualannya menurun.
Memasak dan memanggang dengan alumunium foil memang cepat dan praktis, tapi bukannya tanpa risiko kesehatan.
Berbagai rangkaian kegiatan, dalam memperingati Hari Kartini diselenggarakan oleh Yayasan Perguruan Islam Nurul Anwar (Yapina) Desa Pakel, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban Minggu (23/4/2017).
Hari ini, Sabtu (22/4/2017) Sekolah Dasar (SD) Pucangan 1 Kecamatan Montong menggelar kegiatan peringatan Hari Kartini. Hal itu dikarenakan pada (21/4/2017) kemarin, SDN Pucangan 1 menggelar kegiatan Isro' Mi'roj.
Setiap tanggal 21 April, warga Indonesia memperingati hari Kartini. Beberapa organisasi, badan, instansi, dan berbagai macam perkumpulan biasanya mengisinya dengan aksi atau diskusi yang mendudukkan Kartini sebagai simbol perjuangan kesetaraan dan emansipasi. Tidak terkecuali, seperti yang dilakukan pegawai di Puskesmas Senori, Tuban.
Peringatan Hari R. A Kartini yang jatuh pada 21/4/2017, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Montongsekar 1, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan pawai keliling dan berbagai macam perlombaan.
Petugas Kesehatan, Dokter dan Perawat di Rumah Sakit Nadhlatul Ulama (RSNU) Tuban, mengenakan pakaian menarik pada Kamis, 20 April 2017.
Setiap tanggal 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini. Peringatan yang merujuk pada lahirnya Raden Ajeng Kartini, 21 April 1879. Kartini hidup pada zaman ketika kekuatan budaya masyarakat sangat permisif memandang perempuan. Zaman ketika budaya feodalisme dan patriaki masih dijunjung tinggi di bumi Nusantara. Zaman ketika perempuan harus menanggung “double colonisation” (Kirsten Holst Petersen & Anna Rutherford, Beginning Postcolonialism, 2008). Penjajahan dari bangsa asing dan penjajahan dari bangsa sendiri yakni budaya patriaki.