Oleh: Andin Ajeng R*
Puasa adalah ibadah yang diwajibkan dalam Islam dan mempunyai nilai tersendiri karena pahalanya ditentukan oleh Allah SWT. Dalam ajaran Islam, terdapat dua jenis puasa, yakni yang sunah dan wajib. Untuk puasa Ramadan tergolong wajib bagi Muslim yang telah cukup umur dan tidak berhalangan tetap. Walaupun tergolong wajib, namun banyak orang saat melaksanakan takut karena berbagai alasan, salah satunya sakit maag.
Jangan khawatir, kali ini akan dibahas secara mendalam mengenai penderita maag dengan kewajiban berpuasa. Sebab, ada beberapa cara agar tetap bisa melaksanakan puasa dengan aman, tanpa takut penyakit maag atau gastritisnya kampuh. Bahkan, penyakit maag bisa sembuh.
Mengenal Lambung dan Maag
Dalam organ tubuh manusia, lambung terletak pada perut sebelah kiri atas atau di sekitar ulu hati bagian kiri. Lambung berbentuk tabung melengkung seperti koma. Lambung terdiri dari 3 lapisan, yaitu bagian luar, tengah dan dalam (otot). Untuk bagian dalam yang bersentuhan dengan makanan, dilapisi lender sehingga asam lambung tidak bisa merusak lapisan tengah dan otot.
Otot yang kuat ini diperlukan guna memeras dan mengaduk makanan yang ada di dalamnya agar bisa tercampur dengan asam lambung secara merata. Sehingga protein dan zat gizi tertentu bisa segera dicerna secara kimiawi dan mekanik di lambung. Agar isi tidak tumpah di lambung terdapat dua katup di bagian atas dan bawah. Adanya katup di bagian atas dapat mencegah isi makanan tumpah keluar atau muntah saat sedang merebahkan badan, rukuk maupun sujud jika tengah menjalankan salat.
Untuk katup bawah berperan agar setiap makanan yang belum tercampur dengan asam tidak bisa melewatinya, atau dengan kata lain katup ini memastikan bahwa setiap makanan yang akan masuk ke dalam usus harus tercampur baik dengan asam lambung.
Karena berbagai hal, banyak yang tidak menyangka mulai terserang penyakit dengan objek di lampung. Diantaranya maag. Gejalanya nyeri di ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, sendawa, dan mulut terasa pahit. Serangan maag biasanya terjadi tiba-tiba, namun tidak berlangsung lama. Ada dua jenis sakit maag, yaitu maag organik dan maag fungsional.
Maag organik biasanya yang sudah ekstrim dan bisa sampai membuat penderita muntah darah akibat kerusakan parah pada lambung. Jika dalam keadaan seperti itu, sebaiknya penderita membatalkan puasanya dan segera mendatangi dokter. Dijelaskan, penyebab terjadinya maag organik adalah karena seseorang sering makan makanan pedas, yang membuat lambung terluka. Selain itu juga karena minum obat atau jamu-jamuan rematik. Maag organik ini bisa berdampak pada kematian jika sudah fatal.
Puasa Tetap Sehat
Penyakit lambung merupakan hal yang tidak dapat dianggap remeh. Masyarakat perlu tahu lebih jauh tentang cara mengatasinya. Oleh karena itu bagi penderita maag atau gastritis, lakukan puasa yang sehat, diantaranya seperti yang dicontohkan oleh beberapa pakar yang merujuk pada puasa Nabi Muhammad SAW. Diantaranya melakukan sahur, yakni mengisi perut saat fajar atau sebelum salat Subuh. Ketika sahur, terdapat berkah, meski hanya dengan minum air putih.
Dengan sahur, maka diperoleh berbagai manfaat saat menjalankan puasa, seperti menyimpan energi untuk aktifitas di siang hari. Selain itu juga bisa menurunkan keasaman dari cairan isi lambung, meski dengan air putih. Pada sebagian orang, minum air putih di pagi hari diangggap sebagai obat, hal ini disebabkan air yang di minum dalam jumlah banyak akan dengan mudah di keluarkan melalui air kencing (urine) bersama dengan kotoran-kotoran yang berasal dari dalam tubuh.
Setelah sahur usahakan jangan sampai langsung tidur. Sebab hal itu kurang baik bagi lambung yang sedang mengalami peradangan. Karena tidur itu akan menyebabkan peningkatan gerak saluran cerna, sehingga pengosongan lambung lebih cepat dan pengeluaran asam lambung juga meningkat. Hal ini disebabkan pada saat tidur keluaran hormon non katekolamin meningkat dan bisa memacu sekresi asam lambung dan gerak usus. Akibatnya saat bangun tidur perut kita menjadi lebih terasa lapar.
Fungsi setelah sahur tidak tidur dan bisa tetap terjaga, atau lebih baik dipergunakan beraktivitas, makan otak akan merangsang keluaran hormon katekolamin. Hormon ini mempunyai efek mengurangi keluaran asam lambung dan enzim pencernaan, mengungi gerak usus, serta menghancurkan simpanan gula dan lemak yang ada di dalam tubuh.
Bagi penderita maag, saat puasa maupun tidak, sangat dianjurkan untuk tidak terlalu stress. Sebab, apapun bentuk stress dapat menyebabkan dua efek negatif pada lambung. Pertama, sekresi asam lambung berlebih dapat merusak dinding lambung dengan cepat. Kedua, akibat stress dapat menipiskan lapisan lender pelindung dinding lambung. Jadi dinding sangat beresiko terluka apabila seseorang sedang menghadapi tekanan/stress.
Untuk meminimalisir tekanan pada lambung, pada saat sahur maupun berbuka puasa, mengurangi segala bentuk makanan yang digoreng, berlemak, dan rasanya asam, termasuk buah-buahan. Makanan ekstra pedas dan jenis olahan atau siap saji juga harus dijauhi jika mennderita maag ketika berpuasa. Makanan yang terlalu manis dan karbohidrat olahan, misalnya roti juga tidak disarankan. Juga, jenis minuman berkafein, seperti teh, kopi, dan soda, karena bisa menimbulkan dehidrasi. Serta yang paling harus dihindari adalah rokok dan obat yang bisa memperburuk peradangan dalam lambung.
Terlalu banyak makan saat sahur maupun berbuka, juga tidak baik bagi penderita maag. Lebih baik makan bila terasa lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Artinya lebih memilih porsi cukup, karena otot lambung walaupun cukup kuat tetap membutuhkan relaksasi untuk melakukan kontraksi guna mencerna makakan menjadi chime yang siap diserap. Makan tidak terlalu kenyang juga menjadikan dinding lambung tidak akan teregang terlalu kuat sehingga akan mengurangi nyeri dan efek robekan pada dinding yang meradang. Ibarat balon jika kita meniup udara terlalu besar, maka dinding balon akan menjadi lebih tipis, dan resiko meledak atau pecah bertambah tinggi.
Menyegerakan berbuka dengan dengan makanan yang manis akan mengembalikan stamina ke kondisi semula. Namun jika berlebihan bisa menimbulkan efek seperti radikal bebas yang memicu timbulnya kerusakan dinding pembuluh darah seperti atherosclerosis (penyempitan dinding pembuluh darah). Makan malam saat puasa adalah hal yang penting tapi paling sering diabaikan. Padahal makan malam penting dalam mencegah kerusakan dinding saluran cerna. Seperti diketahui sekresi cairan lambung dan cerna pada malam hari dan terlebih saat tidur akan lebih tinggi dibanding siang hari. Dengan kata lain siang hari tidak berbahaya jika seseorang itu berpuasa dengan atau tanpa makan (sahur) cukup niat, tapi hendaknya pada malam hari dia harus tetap makan.
Jika pola hidup dan makan bisa dilakukan dengan baik dan benar, tidak ada yang perlu ditakutkan bagi umat Muslim untuk berpuasa. Sebab, dengan menata cara ke arah lebih baik, bisa jadi puasa Ramadan akan menjadi berkah kesembuhan bagi penderita sakit maag. [mad]
*Pengirim: Dosen Prodi D III Kebidanan dan Kepala Laboratorium Kampus Ungu, STIKes ICSADA Bojonegoro
Ilustrasi foto: net
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published