Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Bulan Sura atau yang sering bertepatan dengan bulan Muharram di kalender Hijriyyah (Islam) disebut-sebut sebagai bulan yang tidak baik untuk melaksanakan hajatan besar seperti pernikahan.
Pada awal bulan Sura atau malem siji Sura orang Jawa menyebutnya, sejumlah ritual banyak digelar dengan berbagai tujuan. Namun, Pada bulan itu, masyarakat banyak yang enggan menggelar hajatan besar untuk alasan-alasan tertentu. Yang paling populer adalah kepercayaan enggan menggelar pernikahan.
Data yang dihimpun blokTuban.com dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban di tahun 2015 pada bulan Sura jumlah pendaftar nikah tidak ada alias nihil. Hingga sampai saat ini rupanya masyarakat Singgahan, masih memegang teguh kepercayaan itu.
"Selama dua tahun saya menjabat disini belum pernah ada yang menikah di bulan Sura," ujar Kepala KUA Singgahan, Nur Puat, Senin (3/10/2016).
Lebih lanjut PNS asal Soko, Tuban itu memaparkan, berbeda sekali ketika bulan Puasa (Ramadan) dan Syawal, di bulan itu angka nikah paling tingi. Sejak Januari hingga September angka nikah tertinggi pada bulan Juli, lantaran tepat dengan kedua bulan tersebut.
Di bulan Juli terdapat 100 pasang pemohon nikah. Jumlah itu terbagi di dua waktu favorit orang Jawa. Waktu itu malem Songo atau malam 29 Ramadhan dan sepanjang bulan Syawal.
"Pada satu malam saja (Malem Songo, red) sampai ada 16 pasang yang menikah," Imbuhnya.
Sedangkan untuk pendaftar di bulan Suro yang bertepatan dengan bulan Oktober 2016, belum ada yang mendaftar. Menurut Puat, sapaan karibnya, diprediksi tidak ada yang daftar hingga akhir bulan ini.
"Kita berkaca pada tahun lalu, setiap bulan Suro sudah dipastikan tidak ada yang daftar," Pungkas Puat. [rof/ito]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published