Reporter: Ali Imron
blokTuban.com – Kabupaten Tuban menjadi jalur mudik dari arah Semarang-Surabaya maupun sebaliknya setiap tahunnya, karena memiliki jalur Nasional Pantura sepanjang 9,790 Km. H-2 Idul Fitri menjadi waktu mulainya terpantau kepadatan arus lalu lintas. Oleh karena itu, supaya perjalanan nyaman pemudik perlu mengetahui lima titik kemacetan di Bumi Wali.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tuban, Muji Slamet menjelaskan titik macet pertama yaitu Jembatan Kepet. Jembatan yang diresmikan pada tanggal 9 Januari 1989 oleh Gubernur Jatim, Soelarso ini berada di KM 9-10 Jalan Tuban-Widang Dusun Kepet, Desa Tunah, Kecamatan Semanding (96-97 Km dari arah Surabaya).
“Di titik ini potensi macet karena kerap terjadi kendaraan mogok dan kecelakaan,” ucap Muji Slamet kepada blokTuban.com, Kamis (23/5/2019).
Jembatan Kepet menjadi titik rawan kecelakaan karena kondisinya turunan dari arah Semarang. Sebaliknya kendaraan dari arah Surabaya menanjak, dan pelan-pelan karena kondisi jalannya bergelombang.
Rem blong dan kurang konsentrasi menjadi faktor utama setiap kecelakaan. Diimbau sebelum melewati jembatan ini, pemudik intens memantau kondisi kendaraannya.
Sementara kemacetan lain juga berpotensi terjadi di lima titik pasar tumpah. Mulai dari Pasar Tambakboyo, di sini banyak kendaraan yang parkir di kanan kiri tepi jalan sehingga arus lalu lintas kurang lancar.
Titik lain yaitu Pasar Glondong Kecamatan Tambakboyo. Berada di sebelah Timur Pasar Tambakboyo, di mana puncak macet berada dikisaran pukul 11.00-13.00 WIB bersamaan dengan transaksi ikan segar.
Pasar Jenu juga berpotensi menjadi titik kemacetan, karena berada di jantung kecamatan. Dekat dengan lembaga sekolah, dan pertigaan ke arah industri PLTU, TBBM Pertamina, dan Kilang TPPI.
Dua pasar tumpah lainnya berada di jalur provinsi. Pasar Plumpang berada di dekat kantor Kecamatan Plumpang. Di titik ini laju kendaraan tak bisa lancar karena aktifitas pasar mulai pagi hingga siang hari. Selain itu, berdekatan dengan pertigaaan ke arah jalur alternatif Compreng.
Terakhir pasar Rengel. Di depanya ada rambu traffic light, sehingga rata-rata kendaraan yang keluar dari pasar tidak bisa langsung. Selain itu, berada di titik pertemuan jalur Plumpang, Rengel, dan Grabagan ke arah Bojonegoro. [ali/lis]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published