Reporter : Sri Wiyono
blokTuban.com –
Pada 26 Desember tahun ini, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban genap berusia 36 tahun. Sehingga, perguruan tinggi di bawah naungan Nadlatul Ulama (NU) ini dinilai sudah dewasa. Sehingga diharapkan ke depan mampu membuat lompatan-lompatan kemajuan.
Tiga Guru Besar dari tiga universitas islam besar di Indonesia hadir dan memberi pencerahan pada resepsi puncak hari lahir (harlah) ke-36 Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Kamis (26/12/2024) siang.
Ketiganya adalah Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si Guru Besar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Prof. Dr. H. Mujamil Qomar, M.Ag Guru Besar di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UINSATU) dan Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si Guru Besar di Universitas Islam Malang (UNISMA).
Selain tiga profesor yang juga asal Tuban ini, resepsi puncak harlah itu juga dihadiri para pejabat Forkopimda, Kepala Kemenag, Ketua dan pengurus PCNU Tuban, BPP IAINU Tuban, MWC NU se Kabupaten Tuban dan sejumlah sekolah.
Selain itu, juga hadir Ketua Senat IAINU Tuban pimpinan perguruan tinggi di Tuban dan sekitar Tuban seperti Lamongan, Bojonegoro, Rembang dan Pati. Juga para alumni, seluruh dosen, karyawan dan perwakilan mahasiswa. Acara digelar di aula KH.Hasyim Asy’ari, kampus IAINU Tuban di Jalan Manunggal Tuban.
Para profesor tersebut secara bergantian memberikan orasi ilmiah, masukan dan saran untuk IAINU Tuban. Prof Nur Syam yang tampil pertama di antaranya mengatakan, Tuban harus semakin maju pendidikannya. Namun, kata dia, Tuban simbolnya adalah kuda yang biasanya tidak jalan kalau tidak dipecuti (dicambuk). Karena itu, butuh cambukan atau dorongan yang kuat agar IAINU Tuban maju.
Dia juga memuji dua profesor lain yang juga akan memberikan orasi ilmiah. Prof Maskuri dia sebut sangat berhasil mengelola perguruan tinggi swasta. Unisma menjadi sangat maju dan go internasional berkat sentuhan tangan dingin Prof Maskuri. Begitu juga dengan Prof Mujamil yang luar biasa dalam penulisan buku, akademisi yang bagus dan punya pengalaman jadi pimpinan di Tulungagung.
‘’Kalau dibaca lagi, salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan adalah pendidikan yang berkualitas. Dan dalam pemerintahan Presiden Prabowo pembangunan berkelanjutan bidang pendidikan juga dilanjutkan, semua akan diarahkan pada kualitas,’’ ujarnya.
Saat ini, lanjut Prof Nur Syam, sudah tidak eranya lagi asal jalan atau jalan sekadarnya saja. Dia meminta IAINU harus menjadi pioner perguruan tinggi di Tuban yang mengedepankan kualitas. Kata dia, tidak ada hasil yang baik tanpa melalui proses yang baik pula.
‘’Maka berproseslah yang baik dengan melalui regulasi yang ada, maka semua bisa menuju kualitas, kalau yang instan harus ditolak. Kata kualitas harus dijadikam jimat, pimpinan, staf mahasiswa harus berada dalam satu jalan untuk bersama menuju ke sana,’’ tambahnya.
Untuk membangun kualitas, lanjut Prof Nur Syam harus menerapkan manajemen baru, bukan saatnya lagi sambil lalu atau easay going, tapi membangun manajemen baru yang lebih maju.
Sudah saatnya bergerak menyusun perencanaan yang baik. Program tahun depan sudah direncanakan sejak tahun ini. Karena itu dia mengaku senang pidato rektor bahwa IAINU Tuban akan diarahkan menjadi perguruan tinggi yang berbasis pengabdian masyarakat.
‘’Tapi harus ditegaskan tahun berapa, target tahun keberapa akan dicapai, tiap tahun harus ada poin-poin nya. Tidak boleh tiba-tiba, tapi ada perencanaan,’’ katanya.
Tampil kedua, Prof Dr.Mujamil Qomar, M.Ag mengajak untuk meneladani dan mengambil inspirasi dari hijrahnya Nabi yang menjadi sejarah sangat penting bagi peradaban islam. Dia menyebut, Nabi hijrah lalu mendirikan negara Madinah, sekaligus mendidik para sahabat menjadi calon-calon pemimpin yang hebat.
Buktinya, saat Sahabat Umar menjadi Khalifah bisa menakhlukkan Byzantium dan Persia, dua negara super power dan paling kuat di dunia saat itu. Padahal Madinah hanya negara kecil dan masih berusia 20 tahunan.
‘’Dalam sejarah saya belum menemukan prestasi yang seperti itu, ini bisa dijadikan inspirasi bagi kita. Sejak saat itu Madinah tampil menjadi negara adikuasa yang jaya selama 8 abad,’’ terangnya.
Karena itu, lanjut Prof Qomar, kalau mau membangun peradaban tidak perlu minder, karena kita punya pengalaman. Bahkan kalau mau serius, menurut Prof Qomar, bukan tidak mungkin islam meraih kejayaannya lagi.
‘’Peradaban kita tidak kalah, bahkan maju lebih dulu. Banyak ilmuwan-ilmuwan islam yang hebat-hebat, yang ada lebih dulu dibanding ilmuwan barat,’’ katanya.
Sementara Prof Dr. Maskuri yang tampil ketiga berharap semoga IAINU Tuban segera bermertamorfosis jadi universitas NU. Dia menyebut, Rektor IAINU Tuban luar biasa karena langsung menjalni kerjasama dengan 9 perguruan tinggi lain.
‘’Ini spirit Wali Songo, saya suka lompatan, kunci sukses harus ada lompatan-lompatan. Jika IAINU melesat saya salah satu orang yang akan bahagia. IAINU Tuban harus melesat,’’ ucapnya.
Prof Maskuri mengomentrasi tema harlah IAINU ini yakni ‘merawat jagat membangun peradaban’.
‘’Saya akan lihat visi misinya sudah benar atau belum. Visi misinya sama dengan NU yang dicetuskan pada 2022 saat Gus Yahya jadi Ketua PBNU. Kalau Unisma lebih dulu lagi karena pada 2015 Unisma sudah punya visi untuk NU dan untuk peradaban dunia.
Menurutnya ada dua payung besar yakni merawat jagat dan membangun peradaban. Merawat jagat, IAINU didirikan pada kiai dan para masyayikh, karena itu punya kelebihan. Saat meletakkan batu pertama pembangunan doa-doanya melantun.
‘’Jadi sangat luar biasa, maka rektor jangan buat program yang biasa-biasa saja. Harus yang yang luar biasa. Jangan hanya lari tapi melompat. Visi dnn cita-cita besar jangan hanya di rektor, tapi bersama yang lain, kuncinya kebersamaan, mau bersama harus rukun, kalau rukun energi yang keluar adalah positif,’’ pesan profesor kelahiran Plumpang, Tuban ini.
Selain itu, bekerja juga didasari ikhlas. Kerja keras juga pernah dia lakukan saat memimpin Unisma. Dari mahasiswa yang sekitar 5-6 ribu meningkat menjadi 16-17 ribu karena Unisma semakin maju dan berkembang. Bahkan ranking Unisma di dalam urutan universitas islam kejar-kejaran dengan Universitas Al Azhar Mesir, saling menyalip dan saling mengungguli.
Maka kebersamaan penting juga ingin maju. Wakil Rektor kata dia, tidak boleh mengeluh, tidak boleh berkata ini bukan urusan saya. Namun harus bekerja keras sebagai modal untuk maju. IAINU sudah punya perencanaan dan jalur yang akan dilalui untuk mencapai target, dan itu harus dilaksanakan.
‘’Perguruan tinggi harus punya keunikan, punya mental pencipta, bukan hanya mental teladan. Harus banyak belajar dan menggali pengetahuan dari luar. Dosen bisa diajak ke universitas-universitas besar dan bagus, atau ke negara-negara lain,’’ katanya.
Sebelumnya, Rektor IAINU Prof Dr.Syamsul Huda, M.Fil.I dalam sambutannya mengatakan, hikmat IAINU Tuban dalam merawat jagat membangun peradaban, adalah membangun itiqamah membangun tradisi.
‘’Tidak cukup hanya merawat budaya dan tradisi yang ada, tapi bagaimana memyambungkan tradisi lama diaktualisasikan dengan tradisi baru. Ini tantangan berat bagi perguruan tinggi keagamaan karena harus tetap berpegang teguh pada nilai-nila dan satu sisi dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman,’’ ujarnya.
Sedang Ketua BPP IAINU Tuban KH.Miftahul Asror mengaku bangga dan bahagia harlah IAINU Tuban dihadiri 3 profesor yang hebat.
‘’Istimewanya, semua dari Tuban, ada energi positif yang ingin diserap dari 3 profesor ini ole IAINU Tuban. Saran, masukan dan motivasi sangat dibutuhkan,’’ ucapnya.
Membangun peradaban, kata dia, salah satunya melalui pendidikan, karena itu dosen menjadi ujung tombak. Menurutnya, Rasul selain membawa risalah juga seoran pengajar, jadi dosen juga.
‘’Maka BPP mengajak untuk terus berbenah agar lebih baik, lebih baik lagi dan bisa berkompetisi dengan perguruan tinggi lain. Kehadiran tiga profesor ini menjadi spirit yang luar biasa bagi IAINU Tuban,’’ tandasnya.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara IAINU Tuban dengan 9 perguruan tinggi lain. Yakni dengan STAI Al Kamal Sarang, Unugiri Bojonegoro, Universitas Bilfath Lamongan, IAI Al Fatimah Bojonegoro, STAI Pati, STAI Senori, Universitas Islam Lamongan, Universitas Al Hikmah Indonesia dan Institut Attanwir Bojonegoro.
Juga pemberian penghargaan untuk MA Manbail Futuh, MA Al Anwar Sarang, MA Ma'arif 7 Lamongan, MAN 1 Tuban, MA Salafiyah Merakurak dan MA Sunan Drajat 7 Palang sebagai penyumbang mahasiswa terbanyak ke IAINU Tuban. Diberikan penghargaan dan hadia juga untuk MWC NU Palang sebagai MWC dengan jumlah mahasiswa terbanyak ke IAINU Tuban.[ono]