Potongan Uang Study Tour SMPN 1 Tuban Dipertanyakan, Ini Respons Dinas Pendidikan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com – Polemik soal potongan dana study tour atau outdoor learning (ODL) siswa SMPN 1 Tuban memunculkan keresahan di kalangan wali murid. Pasalnya, ada sejumlah uang yang tak kembali usai kegiatan dibatalkan, tanpa penjelasan kepada sebagian orang tua.

Informasi yang dihimpun blokTuban.com potongannya sebesar Rp148 ribu per siswa digunakan untuk menutupi biaya down payment (DP) hotel, sewa bus, dan catering yang bersifat non-refundable.

“Waktu kami minta penjelasan rinci dari pihak sekolah soal penggunaan dana Rp25 juta itu, tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti,” terang salah satu wali murid asal Tuban, LI pada Selasa (17/6/2025) malam.

Biaya sebesar Rp25 juta itu, menurut pihak sekolah, dibagi rata ke 169 siswa yang sudah terdaftar sebagai peserta ODL. Tapi sejumlah wali murid mempertanyakan transparansi dana dan mencurigai adanya upaya mengambil keuntungan dari batalnya kegiatan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Abdul Rakhmat, menegaskan bahwa pihaknya telah meminta klarifikasi kepada pihak sekolah. Ia menyampaikan bahwa ke depan, komunikasi antara sekolah dan wali murid harus lebih utuh dan transparan.

"Memang informasinya ke kami, sebelumnya sudah ada pertemuan antara orang tua, komite, dan pihak travel. Saat itu juga dijelaskan bahwa ada sebagian uang yang tidak bisa dikembalikan," ujar Abdul Rakhmat saat ditemui di kantornya, Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 875 Tuban, Kamis (19/6/2025).

Menurutnya, penjelasan tersebut seharusnya cukup, namun jika masih ada orang tua yang belum mendapatkan informasi secara utuh, pihak sekolah diminta untuk menyampaikan ulang.

"Kami minta sekolah menjelaskan secara gamblang ke orang tua. Mungkin ada wali murid yang tidak hadir dalam pertemuan itu, jadi belum tahu. Nah, ini harus disampaikan lagi dengan baik," tegasnya.

Lebih lanjut, Abdul Rakhmat menegaskan pentingnya komunikasi dua arah antara pihak sekolah dan orang tua agar tidak terjadi kesalahpahaman. Ia pun membuka peluang agar bukti-bukti potongan dari pihak travel bisa ditunjukkan apabila dibutuhkan.

"Kalau orang tua minta bukti pemotongan dari pihak travel, ya bisa dikomunikasikan. Kalau perlu ada klarifikasi ulang, bisa saja. Yang penting disampaikan secara jelas," lanjutnya.

Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan Tuban akan melakukan pembinaan terhadap pihak SMPN 1 Tuban, terutama dalam hal penyampaian informasi kepada wali murid.

"Intinya, kegiatan sekolah, termasuk study tour, jangan sampai membebani orang tua. Biayanya harus wajar dan tidak memberatkan. Ke depan, kami minta sekolah lebih transparan," tutupnya.

[rof/al]