Bengawan Solo Meluap
Terendam Banjir, Dipastikan Hektaran Padi Mati
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang mengunci saluran air dan kali di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko sejak kemarin sore, merendam hektaran lahan pertanian milik warga.
Banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang mengunci saluran air dan kali di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko sejak kemarin sore, merendam hektaran lahan pertanian milik warga.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Tuban Selatan sejak Jum'at siang kemarin, menyebabkan anak sungai bengawan solo ikut meluap. Akibatnya air kiriman tersebut menambah debit air sungai terpanjang di pulau Jawa itu.
Debit Sungai Bengawan Solo yang terus naik serta semakin meluasnya genangan air di beberapa titik membuat Kapolres Tuban AKBP Sutrisno HR bersama jajarannya memantau langsung lokasi banjir.
Hujan deras pada akhir tahun 2017 ini selalu menimbulkan keresahan bagi warga yang bermukim dekat aliran sungai Bengawan Solo.
Tingginya curah hujan beberapa hari terakhir di Kabupaten Tuban belum berdampak pada debit air di bengawan solo. Sampai pagi ini, Sabtu (18/11/2017), tinggi air terpantau masih normal.
Melubernya air sungai Bengawan Solo saat hujan deras kerap membuat masyarakat susah. Sebab, air dari sungai tersebut menggenangi pemukiman warga di sekitar sungai.
Pemerintah pusat bersama Pemerintah Kabupaten Tuban, terus mengupayakan pembangunan tanggul Bengawan Solo yang berada di sepanjang aliran sungai terpanjang di pulau Jawa tersebut.
Sungai Bengawan Solo kembali meluap. Hari ini, Sabtu (4/2/2017) air menggenangi jalan poros antar desa di Kecamatan Rengel.
Meninggalnya Supar (51) asal Desa Jati Duwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, diyakini warga datang ke wilayah Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, sebagai penambang pasir. Sebab, sudah jamak diketahui kalau warga Jombang datang untuk mendapat penghasilan dari menyelam dan mengambil pasir.
Ditemukannya penambang pasir manual asal Kabupaten Jombang di Desa Glagahsari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban yang meninggal dunia di Bengawan Solo, sejauh ini masih meninggalkan trauma bagi penambang lain. Walaupun alasan utama tetap kondisi air bengawan yang fluktuatif, namun beberapa hari belakangan ini perahu-perahu di bantaran bengawan banyak bersandar.