Perpustakaan Kabupaten Tuban Miliki 56.146 Bahan Pustaka
Koleksi bahan pustaka Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tuban menyimpan 56.146 eksemplar buku.
Koleksi bahan pustaka Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Tuban menyimpan 56.146 eksemplar buku.
Berkat perjuangan yang keras, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPNU-IPPNU) Tuban, akhirnya berhasil melaunching Buku pedoman pengkaderan Pelatihan Kader Utama (Lakut) bersama Ketua DPRD Kabupaten Tuban, Miyadi.
Sejumlah anak muda yang tergabung dalam 'Gerakan Tuban Menulis', mencoba menyuguhkan hal lain dari kebiasaan warga di bulan ramadan. Mereka menyebutnya dengan Ngabuburead untuk mengganti istilah ngabuburit jelang buka puasa.
Pameran dan bazar buku murah dari berbagai jenis buku penerbit Mizan, digelar selama tiga hari di Pondok Pesantren KMI ASSALAM, Bangilan, Tuban.
Membaca adalah sarana untuk mencerdaskan pola berfikir anak. Dan buku menjadi bagian terpenting dari proses membaca, walau pada dasarnya buku bukan satu-satunya media untuk kita baca.
Demi ikut memeriahkan Hari Buku Nasional, Kopen minta izin ke bosnya agar dibolehkan tidak masuk kerja keesokan harinya. “Lha hubungannya apa kerjamu dengan Hari Buku? Apa kamu menganggap dirimu seorang profesor?,” kata pimpinannya sambil matanya mendelik.
Mendongeng adalah bercerita dengan intonasi suara yang naik turun, melambat lalu cepat lagi, dan menghibur. Begitulah saya memahami 'mendongeng' sebagaimana seorang ibu mendongengi anaknya sebelum tidur. Seorang anak akan berimajinasi, lelah, lalu tertidur. Besoknya, si anak akan menagih ibunya agar mendongengi lagi.
Pungkas malam Gelar Karya Sastra (GKS) yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra dan Indonesia (Himbas) menyuguhkan salah satu hal menarik. Yakni launching buku kumpulan sajak sastrawan Sosiawan Leak berjudul Wathathitha.
Sejumlah mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Gerakan Tuban Menulis dan Tuban Literasi, menggelar pawai buku sebagai peringatan Hari Buku yang jatuh pada tanggal 23 April 2016. Kegiatan itu bertemakan 'Pawai Buku Nusantara, Matikan Smartphone Ayo Baca Buku'.
Sejak kapan menyukai corat coret usai membaca buku? Saya tak ingat betul. Namun yang jelas saya ketagihan. Coretan itu memang terkadang berbentuk “serius” macam resensi di koran. Namun, seringkali saya membuat catatan semau saya, yakni catatan bagaimana rasanya membaca sebuah buku. Jadi untuk yang “tak serius” lebih bebas, dan saya tak ambil pusing soal teori atau apapun. Saya hanya mengikuti rasa saja.