Cadangan Minyak dan Gas Bumi (Migas) di Indonesia terus mengalami penurunan. Jumlah penemuan cadangan Migas baru belum mampu mengimbangi jumlah cadangan Migas yang diproduksi. Padahal masih banyak potensi cadangan Migas yang belum tergali, terutama di Indonesia bagian timur.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar Kuliah Umum bertemakan 'Peran Industri Hulu Migas dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat' di Lantai 10 Gedung Rektorat Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Selasa (14/11/2017).
Gap antara konsumsi dan produksi minyak bumi semakin besar dari tahun ke tahun. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan perusahaan migas global, BP, pada tahun 2016, konsumsi minyak bumi di Indonesia sebesar 1,615 juta barel per hari. Sementara itu, data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat rata-rata produksi minyak bumi Indonesia pada 2016 sebesar 825 ribu barel per hari. Pada tahun 2006, produksi minyak masih di atas satu juta barel per hari.
Sejak Agustus 2016, sumur Gegunung Belanda (GGNB) yang dikelola Perusahaan Daerah Aneka Tambang (PDAT) Tuban menunjukan hasil yang cukup positif. Pasalnya, hingga kini sumur tua yang ada di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban itu, setiap pekannya mampu memproduksi 15 ribu liter minyak mentah.
Kebutuhan energi di Indonesia menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya. Dari sisi transportasi, jumlah kendaraan bermotor terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2013, tercatat jumlah kendaraan bermotor sebesar 104 juta. Tahun 2015, jumlahnya naik menjadi lebih dari 122 juta unit. Selain itu, ditilik dari pertumbuhan produksi industri manufaktur sedang dan besar, tumbuh 4 persen pada 2016. Dibalik angka meningkatnya kendaraan, serta pertumbuhan ekonomi dan industri tersebut, seluruhnya membutuhkan energi. Saat ini, minyak dan gas bumi (migas) dalam bauran energi primer masih menjadi kontributor utama dengan porsi 69 persen.
Realisasi penerimaan daerah dari sumber bagi hasil minyak dan gas bumi (Migas) di Kabupaten Tuban pada tri wulan ke tiga 2017 ini sangat mengejutkan. Untuk minyak bumi ditargetkan Rp13.023.361.000, tapi realisasinya per bulan Oktober sudah mencapai Rp14.679.205.165 atau teralampaui 112,7 persen.
Jika di tahun 2017 ini target lifting minyak di Indonesia sebesar 815.000 barel per hari (BPH), tahun 2018 mendatang, lifting nasional ditargetkan sebesar 830.000 BPH.
Direktur Jendral (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi, Ego Syahrial bersama Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Dapil Jatim IX Bojonegoro Tuban, Satya Widya Yudha, Rabu (20/9/2017) secara simbolis telah membagikan sebanyak 566 paket Mesin Konveter kit kepada nelayan di Kabupaten Tuban.
Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan. Dari luas wilayah 1.821,59 km2 yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi, seluas 49 persen wilayahnya masuk kawasan hutan. Kawasan hutan di wilayah Blora saat ini masih terjaga dengan baik.
<div dir="auto" style="color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial;"> </div>
Dalam acara Lokakarya Media II yang digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa tahun 2017 di Kabupaten Blora Jawa Tengah, hari kedua peserta berkunjung ke kampung samin.