Uang Study Tour Siswa SMPN 1 Tuban Dipotong Rp148 Ribu, Wali Murid Protes!

Reporter : Moch. Nur Rofiq 

blokTuban.com - Kisruh antara wali murid dan pihak SMPN 1 Tuban mencuat usai batalnya kegiatan outdoor learning (ODL) atau study tour siswa kelas VIII. Pasalnya, uang yang sudah dibayarkan penuh oleh para siswa tidak dikembalikan secara utuh. Setiap siswa diketahui hanya menerima pengembalian dengan potongan sebesar Rp148 ribu.

Rapat koordinasi pembatalan ODL digelar pada Sabtu (7/6/2025) siang di salah satu ruangan sekolah. Rapat itu dihadiri oleh panitia ODL, pengurus Komite Sekolah, serta Ketua dan Sekretaris Paguyuban Kelas VIII. Dalam rapat tersebut disepakati bahwa kegiatan ODL ke Bali yang sedianya digelar Februari lalu resmi dibatalkan.

Namun yang menjadi sorotan, uang yang sudah dilunasi siswa sejak Februari lalu—senilai Rp1.682.000 untuk siswa putra dan Rp1.687.000 untuk siswa putri—tidak dikembalikan secara penuh. Sekolah menyebut, potongan Rp148 ribu per siswa digunakan untuk menutupi biaya down payment (DP) hotel, sewa bus, dan catering yang bersifat non-refundable.

“Waktu kami minta penjelasan rinci dari pihak sekolah soal penggunaan dana Rp25 juta itu, tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti,” ujar salah satu wali murid, Selasa (17/6/2025).

Biaya sebesar Rp25 juta itu, menurut pihak sekolah, dibagi rata ke 169 siswa yang sudah terdaftar sebagai peserta ODL. Tapi sejumlah wali murid mempertanyakan transparansi dana dan mencurigai adanya upaya mengambil keuntungan dari batalnya kegiatan tersebut.

“Apakah membatalkan hotel, bus, dan makanan memang sampai segitu mahalnya? Di sekolah lain uang dikembalikan hampir penuh,” imbuh wali murid lainnya. Ia membandingkan dengan SMPN 7 yang hanya memotong biaya kaos, SMPN 6 Rp20 ribu, dan SMPN 5 sebesar Rp141 ribu.

Kecurigaan makin menguat setelah ada informasi dari penyedia travel lain yang menyebutkan bahwa biaya pembatalan serupa seharusnya tidak lebih dari Rp5 juta.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Kepala SMPN 1 Tuban, Umirindiyah, belum memberikan tanggapan. Saat dihubungi melalui telepon selulernya, meski terdengar nada sambung, namun tidak diangkat. Pesan singkat yang dikirim juga belum dibaca. Saat sejumlah wartawan mencoba mengonfirmasi ke sekolah, Umirindiyah disebut sedang mengikuti rapat dan workshop.

 

[Rof/Al]