
Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) bersama Anggota DPR RI Komisi XII Ratna Juwita Sari dan organisasi Perempuan Bangsa Kabupaten Tuban menggelar fasilitasi teknis Program Bangga Kencana di Grand Javanila, Sabtu (14/6/2025). Agenda ini mengangkat satu gagasan utama: keluarga sebagai pilar utama pembangunan menuju Indonesia Emas.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber kunci, antara lain Taufik Daryanto sebagai Ketua Tim Kerja Humas dan Informasi Publik BKKBN Jatim, serta Nunuk Hindrawati, Koordinator BKKBN Kabupaten Tuban. Turut hadir pula anggota Perempuan Bangsa se-Kabupaten Tuban.
Ratna Juwita Sari, dalam pemaparannya, menyatakan bahwa transformasi BKKBN menjadi bagian dari kementerian merupakan bentuk penguatan struktural terhadap isu kependudukan dan keluarga dalam kebijakan nasional.
“Ini mencerminkan kesadaran Presiden bahwa kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas keluarga,” ungkap politisi perempuan dari PKB ini.
Ratna juga menyoroti peran sentral ibu dalam membentuk ketahanan keluarga. Menurutnya, keluarga yang kuat dimulai dari ibu yang sadar akan perannya sebagai pendidik utama dan penjaga nilai.
“Jika masa lalu menyebut anak sebagai urusan pribadi, sekarang kita tahu bahwa kegagalan keluarga akan berdampak sosial luas dan akhirnya menjadi tanggungan negara,” katanya.
Ratna juga berharap para remaja juga sadar pentingnya menjaga dan memahami kesehatan reproduksi dan tidak terjebak dalam pernikahan dini. Bekal ini juga untuk mencegah terjadinya perceraian di Kabupaten Tuban, dimana trend nya masih cukup tinggi.
"Kami berterimakasih atas kolaborasi ini, melibatkan seluruh kementrian yang ada di pusat dan dinas di daerah. Ini masalah bersama dan tidak bisa diselesaikan satu pihak," ujarnya.
Program Bangga Kencana, yang merupakan rebranding dari KKBPK (Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga), kini diperluas maknanya. Ia tak lagi hanya menyoal jumlah anak, melainkan kualitas hidup, lingkungan sehat, dan penguatan peran perempuan dalam pembangunan keluarga.
Taufik Daryanto menggarisbawahi pentingnya golden age dalam pengasuhan anak. “Sejak bayi, anak perlu diberikan stimulasi positif. Misalnya, saat menyusui, ibu bisa membacakan doa atau sholawat. Ini membentuk ikatan emosional dan karakter yang kuat,” paparnya.
Namun, problem klasik seperti pernikahan dini masih menjadi tantangan besar. Data BKKBN Jatim 2023 menunjukkan masih banyak perempuan menjadi kepala keluarga di bawah usia 20 tahun akibat perceraian, tidak dinikahi, atau pernikahan yang tidak tercatat secara hukum.
Taufik pun mengajak para ibu untuk lebih proaktif mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak. “Kalau dulu kita bisa tahu siapa teman anak kita di kampung, sekarang anak bisa berteman dengan siapa saja dari balik kamar lewat HP. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegasnya.
Dalam sesi akhir, Nunuk Hindrawati, yang telah 30 tahun aktif di BKKBN, menyampaikan keberhasilan Tuban dalam menurunkan angka stunting hingga 11,4 persen.
“Itu bukan hanya kerja pemerintah, tapi juga kerja para ibu yang hadir di ruangan ini. Keluarga adalah sekolah pertama, dan para ibu adalah pahlawan pembangunan bangsa,” kata Nunuk.
Fasilitasi teknis ini tidak hanya menjadi forum edukasi, tetapi juga ruang konsolidasi gerakan perempuan untuk memperkuat peran keluarga sebagai aktor pembangunan.
Seperti disampaikan Mutafaridah, Ketua Perempuan Bangsa Tuban sekaligus anggota DPRD Tuban Dapil 5, kolaborasi semacam ini adalah bentuk kesadaran kolektif untuk memastikan bahwa agenda pembangunan tak berhenti di kebijakan, tapi tumbuh dari rumah.
[Al/Rof]