Jejak Tongkat Wali dan Tradisi Warga, Mahasiswa KKN IAINU Tuban Ungkap Potensi Sendang Belik Desa Kowang

Penulis: Sri Lestari

blokTuban.com - Sejumlah Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 10 dari Kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban melaksanakan pemetaan potensi lokal di Desa Kowang, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKN tahun 2025 yang mengusung pendekatan baru, yaitu Asset-Based Community Development (ABCD).

Dalam kegiatan pemetaan yang dilakukan pada Selasa (15/07/2025), mahasiswa menemukan sejumlah aset desa yang bernilai budaya dan spiritual tinggi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Sendang Belik, mata air alami yang menyimpan legenda, nilai adat, dan kisah mistis yang masih diyakini warga hingga kini.

Asal Usul Sendang

Tongkat Seorang Wali

Menurut penuturan warga, asal mula Sendang Belik berasal dari tongkat (teken) Mbah Jabar, seorang wali yang diyakini pernah singgah di wilayah tersebut. Tongkat beliau ditancapkan ke tanah, dan dari situlah air memancar hingga membentuk sendang. Mbah Jabar sendiri dikenal sebagai tokoh spiritual dan dimakamkan di Kecamatan Montong, Tuban.

“Sendang ini dulu sangat dalam. Tapi sekarang tidak seperti dulu, airnya berubah sejak adanya jalan raya ringroad. Saat musim hujan airnya melimpah, tetapi sering kotor.

Kalau kemarau ya kering,” ujar beberapa warga yang rumahnya dekat sendang belik.

Air Berkah untuk Hajatan Warga

Sendang Belik tak hanya menjadi sumber air, tetapi juga memiliki nilai sakral dalam tradisi masyarakat. Hingga kini, warga masih mengambil air dari sendang tersebut sebagai syarat adat saat menggelar acara pernikahan atau sunatan. Air sendang dipercaya membawa berkah dan keselamatan.

“Kalau ada acara manten atau khitanan, biasanya kami ambil air sedikit dari sendang ini. Sudah jadi tradisi sejak dulu,” ujar warga sekitar sedang.

Selain nilai historis dan adat, aura mistis masih menyelimuti Sendang Belik. 

Sejumlah warga mengaku pernah melihat keranda terbang dan sosok perempuan berambut panjang di sekitar sendang, terutama menjelang malam. Kisah-kisah ini menambah daya tarik spiritual tempat tersebut.

Pemetaan Aset Desa kowang.

Sendang Belik menjadi salah satu dari beberapa aset yang dipetakan mahasiswa KKN, selain Sendang Gede, Sumur Gede, dan Kedai Vila De Durian, sebuah tempat agrowisata dan kuliner lokal yang tengah berkembang.

“Kami berusaha menggali potensi desa bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari kekayaan tradisi, sejarah, dan cerita rakyat yang hidup di masyarakat,” jelas Rohima anggota tim KKN.

Apresiasi dari Pemerintah Desa

Kepala Desa Kowang, Bapak Edi Purnomo menyampaikan apresiasi atas kegiatan mahasiswa. “Pemetaan seperti ini sangat membantu desa dalam melihat kekuatan lokal, termasuk budaya dan sejarah yang jarang disentuh,” ujarnya.

Melalui pendekatan ABCD, mahasiswa KKN IAINU Tuban berharap desa dapat lebih mengenali dan memanfaatkan aset yang mereka miliki secara berkelanjutan, bukan hanya sebagai sumber ekonomi, tetapi juga identitas budaya.