
Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) bakal melaksanakan konsep ABCD, yakni asset base community development dalam kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswanya tahun ini.
Konsep ini berbeda dengan konsep KKN tahun-tahun sebelumnya yang cenderung charity atau amal dan bantuan yang cenderung menggali kelemahan desa yang ditempati, lalu berusaha membenahi dan memberikan bantuan.
Konsep ABCD diarahkan justru meninggalkan kelemahan yang ada di masyarakat, diganti dengan menggali potensi atau sumber daya dan kekuatan masyarakat setempat untuk didorong, diarahkan dan dikonsep agar masyarakat berdaya dan bangkit dengan potensi dan kekuatannya sendiri.
Tahun ini, IAINU Tuban mengirim 211 mahasiswanya untuk melaksanakan konsep baru KKN tersebut. Di sela pemberangkatan mahasiswa KKN 2025 dalam apel di halaman gedung Rektorat IAINU Tuban, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) IAINU Tuban Nurul Hakim, MH, menjelaskan, konsep KKN tematik ABCD yang akan dilaksanakan fokus pada empat subtema atau wilayah garapan. Yakni masyarakat pesisir, masyarakat pegunungan dan masyarakat perkotaan.
‘’Karena di Kabupaten Tuban tiga wilayah itulah tempat masyarakatnya berdiam,’’ ujarnya.
KKN akan dilaksanakan selama satu bulan dan 5 hari. Mahasiswa akan disebar di 10 desa di 6 kecamatan. Yakni di Kecamatan Jenu akan ditempatkan di Desa Mentoso dan Remen, Kecamatan Palang di Desa Pliwetan, di Kecamatan Rengel penempatan di Desa Rengel.
Kemudian di Kecamatan Kerek di Desa Harogoretno, Karanglo dan Desa Tenggerwetan. Lalu di Desa Jadi dan Kowang Kecamatan Semanding, serta di Desa Mandirejo Kecamatan Merakurak. Ke-211 mahasiswa tersebut di antaranya, 172 mahasiswa dari Fakultas Tarbiyah, 8 mahasiswa Fakultas Syariah, 10 mahasiswa Fakultas Dakwah dan 21 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).
Sementara Wakil Rektor Bidang Akademik Supriyanto, M.Pd yang memberangkatkan mahasiswa KKN mewakili Rektor IAINU Prof Syamsul Huda, M.Fil.I menjelaskan, konsep ABCD dipilih untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa saat berada di tengah masyarakat.
Dalam konsep ABCD, mahasiswa KKN harus melakukan dan membuat pemetaan di masyarakat untuk menemukan potensi di daerah yang ditempati. Mengenali daerahnya dan menemukan potensinya.
‘’Kenalilah daerahnya, sampaikan potensi apa yang dimiliki. Lalu harus bisa meyakinkan dan mengawali serta membangun kesadaran masyarakat untuk mengembangkan potensi tersebut,’’ ujarnya.
Pada konsep inilah mahasiswa yang selama ini disebut sebagai agen perubahan atau agent of cange benar-benar diuji. Perubahan seperti apa yang mampu dan bisa dilakukan. Keberadaan KKN ABCD IAINU harapannya memunculkan inisiatif dari diri masyarakat dalam pengembangan aset. Mulai dari perencanaan sampai pada aksi. Supriyanto menyebut waktu KKN teramat pendek untuk bisa mewujudkan sebuah program sampai selesai.
‘’Namun, mahasiswa bisa memulai, membuatkan konsep dan mendorong kebangkitan dan gerakan masyarakat untuk maju berbekal potensi dan kekuatan masyarakat sendiri yang ditemukan saat pemetaan,’’ terangnya.
Bahkan, lanjutnya, jika konsep yang dibuat mahasiswa tersebut bagus, dan potensi yang bisa dikembangkan punya dampak yang baik, bisa jadi akan dilanjutkan dengan pendampingan atau sejenisnya.
‘’Bahkan, bisa juga KKN tahun depan ada lagi mahasiswa di tempatkan di desa tersebut untuk lebih menajamkan konsep dan memaksimalkan pengembangan potensinya,’’ kata dia.
Pria asal Plumpang ini menyebut banyak manfaat yang bisa ditarik dari KKN konsep ABCD ini. Bagi mahasiswa, KKN ini merupakan proses pembelajaran atau belajar langsung di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa bisa semakin kompeten dan mumpuni serta memahami kehidupan masyarakat secara langsung. Cakap dan mampu melakukan pengembangan dan perubahan-perubaan yang baik.
Bagi dosen KKN ABCD dapat dijadikan sebagai riset berbasis pengabdian. Hasil pemetaan mahasiswa KKN, bisa ditindaklanjuti oleh kampus untuk melakukan penelitian berbasis pengembangan masyarakat secara mendalam.
Juga ada manfaat bagi pengambil kebijakan. Bagi pemerintah atau pengambil kebijakan KKN ABCD yang dilakukan oleh IAINU dapat membantu pada penemuan potensi yang dimiliki masyarakat dalam kemandirian di setiap desa baik potensi ekonomi, wisata, sosial dan lainnya. Dengan demikian KKN yang dilakukan oleh kampus menjadi berdampak dan berpengaruh.
‘’Jika pemetaannya bagus bisa menjadi bahan untuk mengambil kebijakan sehingga kebijakan yang diambil tepat sasaran,’’ tandasnya.
Supriyanto juga berpesan pada para mahasiswa untuk terus menjaga nama baik pribadi, kelompok dan kampus.
‘’Selalu jaga nama baik. Ada almamater IAINU dan NU yang harus dijaga. Buktikan mahasiswa IAINU punya kualitas yang baik, jangan sampai sebaliknya. Jaga disiplin dan akhlaq serta menjaga diri sebaik mungkin,’’ pesannya.
Mahasiswa KKN juga dibekali dengan tanaman buah yang akan ditanam di daerah penempatan masing-masing. Tanaman itu diserahkan secara simbolis pada perwakilan masing-masing kelompok KKN. Selanjutkan akan ditanam setiap mahaiswa KKN di lokasi penempatan.[ali/ono]