Nekat, Musim Tanam Ketiga, Petani Kumpulrejo Pilih Padi
Musim tanam tahap tiga kali ini petani di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban nekat memilih menanam padi, karena terhitung sampai saat ini hujan masih sering mengguyur.
Musim tanam tahap tiga kali ini petani di Desa Kumpulrejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban nekat memilih menanam padi, karena terhitung sampai saat ini hujan masih sering mengguyur.
Fenomena kemarau basah alias hujan datang pada musim kemarau mempengaruhi banyak hal, salah satunya sektor pertanian. Fenomena ini sedikit mempengaruhi pola tanam, kata salah satu petani asal Desa Kedungmulyo, Bangilan, Tuban, Jawa Timur, Sumani (55), Kamis (28/7/2016).
Operator Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) memberangkatkan puluhan petani asal Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro ke Yogyakarta. Para petani belajar tentang pengelolaan koperasi yang bisa menunjang pemasaran dan modal.
Musim kemarau basah dinilai membawa keuntungan bagi petani tadah hujan. Sebabnya, petani masih bisa melakukan cocok tanam karena hujan masih kerap turun di musim kemarau. Namun keinginan untuk memanfaatkan kemarau basah ternyata tidak semudah dibayangkan.
Petani kangkung yang berada dikawasan Dusun Alastuwo, Desa Mojomalang, Kecamatan Parengan dibuat resah dengan banyaknya hama ulat yang menyerang tanaman kangkung.
Pertanian merupakan sektor unggulan di Kecamatan Bangilan, karena sebagian desa memiliki lahan persawahan, dan keberadaan sawah ini sendiri ada di setiap desa.
Hasil panen padi tahap ke-dua yang tengah dilakukan oleh para petani di Kecamatan Parengan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil panen padi tahap kedua tahun lalu.
Sebanyak 162 traktor siap dibagikan kepada kelompok (Poktan) tani di Kabupaten Tuban, namun bagi kelompok tani yang ingin memperoleh bantuan tersebut harus mengajukan permohonan dan selanjutnya tinggal menunggu tahapan verifikasi.
Panen padi kedua di tahun 2016 di Kecamatan Soko sekitar mengalami aus atau penyusutan 25 persen dibanding panen pertama.
Korban meninggal di tengah ladang, Karso (57) warga RT 02/RW 04, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, gagal dilakukan otopsi. Sebabnya, dua anak korban menolak jenazah ayahnya di otopsi untuk kepentingan penyelidikan petugas kepolisian.