Pelaku perampokan dan penganiayaan terhadap pemilik Toko Srijaya yang berada di sebelah barat Alun-alun Jl.Panglima Sudirman, Swiyono Siswanto (Lk, 50), Sabtu kemarin (10/12/16) belum diketahui identitasnya hingga sekarang.
Hari Pahlawan yang jatuh pada Kamis (10/11/2016), bisa menjadi salah satu momentum bagi sebagian kalangan buat lebih dekat dengan orang-orang yang berjuang di masa perebutan kemerdekaan.
Berhembusnya kabar terkait Dana Alokasi Umum (DAU) 2017 yang tidak lebih besar dari tahun 2016, tentu akan membuat Pemkab harus lebih berpikir keras untuk mengatur kebutuhan keuangan daerah.
Sosialisasi kajian atas flare di lapangan Mudi milik Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) yang menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS kepada masyarakat Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Senin (3/10/2016) berisi perdebatan kusir yang tidak kunjung menemukan titik terang.
Puluhan perangkat dan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) desa se-Kecamatan Senori mengikuti pembinaan administrasi keuangan desa di Kantor Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Kamis (22/9/2016).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban pada 2017 mendatang akan menerapkan aplikasi pengelolaan keuangan desa. Aplikasi tersebut bermuatan sistem informasi pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Suasana Ruangan Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten berubah setelah dijadikan Promo Pakaian Kesehatan oleh Perusahaan ISCO, Kamis (8/9/2016).
Pembebasan lahan untuk proyek Jalur Lingkar Selatan (JLS) sudah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah kabupaten Tuban. Meskipun, persentase pembebasan lahan saat ini diperkirakan baru mencapai 75 persen.
Belanda terus berusaha mengejar pusat pemerintahan Tuban. Karena kondisi semakin genting, tepat pada tanggal 22 Desember 1948 pukul 08.00, pemerintahan diserahkan dari sipil Bupati KH Mustain, dan dipegang militer yakni Komando Distrik Militer (KDM/sekarang Kodim), yakni Kapten R.E.Soeharto. Karena pusat pemerintahan di Tlogonongko sudah tercium Belanda dengan adanya serangan pada tanggal 10 Januari 1949, maka pusat pemerintahan dipindahkan oleh pasukan ke Montong.