Jumlah Kasus Asal-usul Anak Masih Marak
Dari tahun ke tahun jumlah kasus asal-usul anak semakin meningkat. Tahun 2015 sampai 2018, terdapat 56 kasus.
Dari tahun ke tahun jumlah kasus asal-usul anak semakin meningkat. Tahun 2015 sampai 2018, terdapat 56 kasus.
Memahani keberagamaan dan menghargaai nilai-nilai perbedaan ahrus dikenalkan dan dikembangkan sejak dini. Opada anak-anak pemahaman keberagaman itu harus dimulai. Sehingga kelak, tumbuh menjadi jiwa yang tolerasan dan menghargai perbedaan.
Petugas Satpol PP Kabupaten Tuban menggelar patroli rutin dalam rangka menciptakan kondisi Bumi Wali Tuban yang aman dan kondusif. Dalam patroli itu, petugas berhasil mengamankan sebelas anak punk yang sedang mangkal di Rest Area Tuban.
Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) menyelengarakan Seminar Sosialisasi Program Pengendalian Penduduk yang dilaksanakan di Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, Kamis (29/11/2018).
Dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ke-46. Bupati Tuban, H. Fathul Huda mendorong kepada Tim Penggerak PKK Kabupaten Tuban untuk meningkatkan peran pemberdayaan terhadap masyarakat.
Belum semua anak usia 4-6 tahun menerima pendidikan anak usia dini (PAUD). Sebab, sesuai data, dari puluhan ribu anak, baru 98,8 persen yang menikmati PAUD. Siasanya masih belum.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tuban gencar melakukan kegiatan sosialisasi untuk mewujudkan Tuban demi terwujudnya Kabupaten Layak Anak (KLA).
Kasus kejahatan terhadap anak menjadi salah satu atensi dari Jajaran Polres Tuban. Tak pelak, selama tahun 2018 ini kasus kejahatan terhadap anak di Kabupaten Tuban mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun 2017 yang lalu.
Sudah menjadi wajar jika dunia anak adalah tentang bermain dan diselingi pembelajaran yang menarik. Hakikat pembelajar real bisa dilihat dari kebiasaan orang tua maupun peserta didik yang menanamkan kebiasaan, budaya turun temurun. Salah satunya adalah memberikan dongeng kepada anak.
Anak yang terlalu pemilih dan hanya mau makan dengan makanan yang itu-itu saja disebut juga dengan picky eater. Jika kemauannya selalu dituruti bisa berpengaruh pada kurangnya asupan nutrisi. Picky eater lebih sering terjadi pada anak usia prasekolah atau balita. Di usia tersebut, anak mengalami perkembangan psikis menjadi lebih mandiri, dapat berinteraksi dengan lingkungannya, serta lebih mengekspresikan emosinya.