
Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Guna menjawab persoalan darurat sampah yang kian menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tuban, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah Tuban menggelar workshop bertajuk “Gerakan Bank Sampah: Solusi Cerdas untuk Lingkungan Kabupaten Tuban yang Lebih Bersih”, Selasa (8/7/2025).
Bertempat di Aneka Sambal Tuban, kegiatan ini menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tuban serta dihadiri berbagai elemen penting, mulai dari Majelis Lingkungan Hidup, Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Tuban, hingga para kader Aisyiyah dari berbagai pelosok.
Workshop ini bukan sekadar seremoni. Sebagai bentuk komitmen nyata dalam mengurangi sampah sekali pakai, panitia ngegas aturan: peserta wajib bawa tumbler dan kotak makan sendiri. Langkah kecil yang membawa pesan besar: ubah budaya, mulai dari diri sendiri.
“Kita ingin membangun budaya pilah pilih sampah sejak dari rumah. Jika tidak dimulai sekarang, TPA kita bisa kolaps dan menjadi ancaman serius bagi lingkungan,” kata Supriyadi Suyanto, Amd. JF, staf pengendali sampah DLH Tuban, saat menyampaikan sambutannya dikutip dari situs resmi PWMU Tuban.
Ketua LLHPB PDA Tuban, Dari, menegaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari program kerja LLHPB yang sejalan dengan amanah organisasi Aisyiyah tingkat pusat dan wilayah. “Ini bukan sekadar workshop, tapi langkah awal menuju perubahan nyata,” tegasnya.
Acara dibuka dengan penyampaian landasan teologis oleh Saiun Ngalim, S.Ag, yang menegaskan bahwa dalam perspektif Islam, tak ada ciptaan Allah yang sia-sia, termasuk sampah. Ia memaparkan dua dalil utama: QS. Ar-Rum ayat 41 dan Al-Baqarah ayat 30, yang menekankan pentingnya menjaga bumi.
Sementara itu, Drs. Masrukin, MA, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban, mendorong agar kegiatan semacam ini tidak berhenti hanya sebagai wacana. “Ayo kita kawal agar menjadi aksi nyata. Jangan biarkan semangat hari ini hilang begitu saja,” ujarnya penuh semangat.
Materi teknis juga dibagikan oleh Yulia Ilmawati, Ketua Forum Bank Sampah Tuban (FBST), yang mematahkan stigma bahwa mendirikan bank sampah harus punya gedung mewah. “Mulai dari kumpul, jual, kelola. Mudah dan bisa langsung dilakukan,” katanya.
Menariknya, di akhir acara para peserta diajak praktik langsung budidaya magot, yang dipandu oleh Eva Hadiana, SPsi, SPd praktisi pengelolaan sampah organik. Disusul oleh Elya Hayati Mas’udah, SP yang membakar semangat lewat empat jargon penuh makna:
- Sampahku tanggung jawabku
- Pilah sampah di sumbernya
- Olah sampah jadi berkah
- Sampah berkah, sejahtera bersama Muhammadiyah dan Aisyiyah
Sambutan hangat dan tepuk tangan menggema dari seluruh peserta—dari PCA se-Kabupaten Tuban, IGABA, hingga perwakilan lembaga Muhammadiyah. Harapannya, gerakan ini tak hanya berdampak lokal, tapi bisa menginspirasi gerakan serupa di berbagai daerah.
“Mari bersinergi bantu pemerintah selamatkan lingkungan. Bank sampah bukan hanya solusi, tapi budaya masa depan,” pungkas panitia.