Reporter : Ali Imron
blokTuban.com - Di penghujung tahun 2024, kasus demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Ada 762 kasus demam berdarah per akhir November yang ditangani oleh Dinas Kesehatan setempat, dan mirisnya 9 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tuban, pasien yang meninggal didominasi anak berusia kurang dari 15 tahun yang notabene memiliki daya ketahanan tubuh rendah dibanding orang dewasa. Sebarannya di Kecamatan Merakurak, Jenu, Bangilan, Kenduruan, Parengan, dan Palang.
Tingginya kasus dan angka kematian demam berdarah menurut Dinas Kesehatan menjadi jumlah kematian tertinggi dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 hanya ada 651 kasus dan di 2023 terdapat 203 kasus demam berdarah.
"Fogging sudah tidak efektif, yang efektif yaitu memberantas sarang nyamuk," ujar Kepala Dinkes P2KB Tuban melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Tuban, Syahrul Afifa Ratnasari dikutip dalam keterangan resminya di situs resmi Pemkab Tuban, Rabu (11/12/2024).
Ratna menjelaskan, penerapan 3M Plus juga harus tetap dilakukan yaitu menguras, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang tak terpakai, dan menaburkan larvasida atau bubuk abate pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Menurutnya, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik-jentiknya tetap hidup. Selain itu, jika terlalu sering dilakukan, nyamuk dapat menjadi resisten terhadap bahan kimia dalam pengasapan.
Adapun gejala awal demam berdarah yang perlu diwaspadai tersebut meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit pada perut, ruam pada kulit/bintik merah, serta perdarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah. [Ali/Rof]